Puisi | Saat Aku Menuliskan mu

Pinterest.com


Sepertiga malam.

Saat para malaikat sibuk

menyimak bumi


Saat sunyi pada larut malam

hembusan angin malam

Mencengkram tubuh

menusuk sampai ketulang


Saat kopi, dan rokok yang tembakaunya perna menjadi tujuan anak semua bangsa,

tidak lagi laku.


Saat Multatuli mati ditusuk-tusuk oleh tangan dingin neokolonialisme.


Saat para tokoh agama terlalu sibuk dengan khutbanya tentang kehidupan langit dengan iming-iming sungai-sungai madu dan bidadari beribuh sampai lupa dengan perut tetangganya yang sudah tiga hari menahan perinya kelaparan.


Saat lantunan perlawanan:

“down! down! down WTO!” para buru serupa lantunan adzan disiang bolong.


Saat pemuda milenial mulai menjamur di kedai-kedai kopi demi kebutuhan insta stori.


Saat semesta mulai muak pada keangkuhan manusia atas pemujaan pada rasionalitas yang menjadi.


Saat tuhan diciptakan untuk mengisi ketidak tahuan manusia.


Saat suntuk memaksaku

untuk berhenti menulis,


Aku hanya ingin menulis

satu nama dalam kalbuku,

Kamu.


Manado

November, 2019



By, Panji Datunsolang

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top