Menu

Mode Gelap
 

Puisi · 11 Des 2020 03:20 WITA ·

Puisi | Saat Aku Menuliskan mu


 Puisi | Saat Aku Menuliskan mu Perbesar

Pinterest.com


Sepertiga malam.

Saat para malaikat sibuk

menyimak bumi


Saat sunyi pada larut malam

hembusan angin malam

Mencengkram tubuh

menusuk sampai ketulang


Saat kopi, dan rokok yang tembakaunya perna menjadi tujuan anak semua bangsa,

tidak lagi laku.


Saat Multatuli mati ditusuk-tusuk oleh tangan dingin neokolonialisme.


Saat para tokoh agama terlalu sibuk dengan khutbanya tentang kehidupan langit dengan iming-iming sungai-sungai madu dan bidadari beribuh sampai lupa dengan perut tetangganya yang sudah tiga hari menahan perinya kelaparan.


Saat lantunan perlawanan:

“down! down! down WTO!” para buru serupa lantunan adzan disiang bolong.


Saat pemuda milenial mulai menjamur di kedai-kedai kopi demi kebutuhan insta stori.


Saat semesta mulai muak pada keangkuhan manusia atas pemujaan pada rasionalitas yang menjadi.


Saat tuhan diciptakan untuk mengisi ketidak tahuan manusia.


Saat suntuk memaksaku

untuk berhenti menulis,


Aku hanya ingin menulis

satu nama dalam kalbuku,

Kamu.


Manado

November, 2019



By, Panji Datunsolang

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puisi | Anak Tangguh

30 Juli 2021 - 20:25 WITA

Antara Bintauna dan Jakarta

27 Mei 2021 - 15:17 WITA

Puisi | Era Bersandiwara

25 Mei 2021 - 17:42 WITA

Idealnya Kita

23 Mei 2021 - 00:52 WITA

Puisi | Apersepsi Emosi

1 April 2021 - 10:47 WITA

Puisi | Melucui Realitas

18 Maret 2021 - 22:19 WITA

Trending di Puisi