Pinterest.com |
Negeri ini suka berkelakar;
Penguasa dan rakyat saling unjuk eksistensi,
Belum lagi mereka kaum politisi, tak mau kalah untuk unjuk gigi.
Semua mau jadi super hero.
Beradu argument, dorong mendorong, melempar batu, menyemprotkan gas air mata.
Terjatuh, terkapar hingga terluka semata-mata demi pembenaran.
Lucunya negeri ini.
Semua orang pintar memainkan peran,
Tanahnya dijadikan sasana sandiwara.
Anehnya mereka ber-hujah sama,
semua ber-aku sebagai pemeran utama.
lantas, siapa serigalanya?
Tak ada yang terbuka, jika ada maka mereka orang-orang buta;
Bergerak dan berjuang tanpa tahu arah, meski tumpah darah.
Dan lihatlah mereka yang asik mepertontonkan aksi heroiknya;
Saling bersilat lidah, dan katanya untuk mereka kaum-kaum tertindas.
Lucunya negeri ini.
Penguasa dan rakyatnya,
bak, dua ujung tombak yang siap menghujam;
Penguasa semena-mena dengan kebijakannya.
Ia lupa kepada siapa dia mengabdi.
Slogan tuhan yang pernah ia gemuruhkan,
berganti ribuan alasan untuk ditangguhkan.
Di lain sisi.
Sebagian rakyat merasa kebijakan pemerintah hanya pilih kasih.
kemudian mereka bergerombol, lalu menyampaikan aspirasi.
memenuhi setiap sudut ruas jalan,
dengan menapakan kaki;
teriakan, cacian, serta lagu perjuangan mereka dengungkan.
tapi, lihatlah setelahnya.
akan kau jumpai fasilitas umum telah tercalar-calar.
Mungkin mereka lupa, bahwa itu dibangun dengan pajak yang mereka bayar.
Inilah negeriku
Negeri dengan lambang garuda
Legenda mengatakan “Raja di angkasa”,
Namun, kapan garuda-kan mengudara?
Jika kalian terlalu asik memperindah retorika.
Gorontalo, 29 Desember 2020
Penulis:
Siswandi
Kader Inomasa Study Club (ISC)