![]() |
Google Photo |
“Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, yang terekam apa adanya disatuan waktu tertentu. Peristiwa tersebut telah terjadi, dan hanya terjadi pada saat peristiwa itu terjadi. Pemaknaan sejarah cenderung subyektif, meskipun sang penutur sejarah berusaha untuk membuatnya mendekati makna terjadinya sejarah tersebut”.
Secara pribadi sebagai penikmat film, saya ingin menikmati bagaimana Nolan mengadaptasi dan memberikan makna pada file sejarah Bapak Atom, J. Robert Oppenheimer melalui suguhan visual. Ulasan ini terbagi menjadi tiga bagian, secara berurutan menyampaikan tanggapan saya mengenai suguhan yang saya indrai.
Film bergenre seperti ini adalah suguhan kesekian kali yang saya nikmati tentang bagaimana usaha industri film melakukan pemaknaan sejarah. Film ini berusaha memaknai perjalanan seorang manusia yang dikenal atau dianggap jenius dibidangnya. Film ini mengulas perjalanan hidup Robert Oppenheimer, tentu ini bukanlah hal yang mudah untuk menyuguhkan perjalanan hidupnya dalam durasi yang terbatas, meskipun sudah cukup lama untuk sebuah film, rata-rata tiga jam lebih. Tanpa bermaksud membandingkan dengan film lain, saya sebagai penikmat film memberikan apresiasi kepada team film yang menyuguhkannya.
Proses racikan setiap momen dalam setiap rentang waktu agar menjadi sebuah cerita, yang ada awal, dan akhirnya, tentu menjadi sebuah tantangan sendiri bagi Nolan yang menyuguhkan cerita tersebut dalam bentuk visual. Kejelian mereka melihat setiap bagian kehidupan dan menyusunnya menjadi sebuah suguhan alur kehidupan tokoh utama tersebut menjadi kunci utama untuk membuat indera penglihatan penikmat seperti saya terpuaskan. Belum lagi, menjawab tantangan apakah suguhan visual tersebut menyentuh sisi emosional penikmatnya. Kemungkinan untuk gagal sangat besar, jika keduanya tidak terjawab melalui suguhan visual tersebut. Di sisi lain, saya percaya keberadaan film tersebut sudah melalui proses yang panjang, termasuk survei pasar dan trend kepuasan visual yang diinginkan oleh penikmat film dalam segmen ini.
Pada bagian pertama ini, saya menemukan Nolan mampu melakukan tugas sebagai penutur cerita yang bagus. Durasi film Oppenheimer disuguhkan selama tiga jam, menariknya Nolan mampu membuat saya tidak bosan dengan racikan setiap momentnya. Tokoh-tokoh penting di lingkaran terdekat Oppenheimer juga mendapatkan porsinya, jika ada ketidakseimbangan dalam porsinya, menurut saya hanya karena ada banyak hal yang perlu disampaikan. Mereka telah memberikan pengaruh besar dalam rentang kehidupan Oppenheimer hingga dia menjadi tokoh penting dan menerima gelar Bapak Atom. Selanjutnya, alur yang disajikan Nolan juga tidak hanya monoton, namun ada beberapa alur yang maju mundur, dengan harapan memberikan pemahaman yang lebih baik pada penikmat film. Jika kita tidak mengikuti dengan cermat, ada kemungkinan menjadi bingung, sebenarnya ini alurnya mau dibawa kemana.
Kedua, saya melihat ada propaganda yang menarik. Sekali lagi, ini adalah sejarah. Sejarah akan melibatkan tokoh yang membuat sejarah terjadi, dalam hal ini sebuah peristiwa terjadi. Saya mencoba mencerna, dan menemukan benang merah yang menarik dari racikan Nolan sebagai penutur cerita. Propaganda yang saya lihat dalam film ini, seperti memberikan sebuah suguhan yang mengindikasikan tentang dampak dari kerja tim yang dipimpin oleh Oppenhaimer memberikan dampak global yang membahayakan, sekaligus adalah pencapaian yang mengubah sejarah, Oppenheimer dan timnya, Amerika, dan dunia. Alih-alih mengakui pencapaian ini adalah hal yang bagus, Oppenheimer dituduh menjadi bagian dari konspirasi mata-mata, dan mempertanyakan kesetiannya pada Amerika. Tentu saja, ini menyuguhkan perang emosi yang mendalam dalam diri Oppenheimer. Selain itu, dampak dari pencapaian dalam bentuk “Trinity” akan menjadi awal bagi proses “the game of throne” negara dalam menunjukkan kekuasaannya bagi yang lainnya. Inilah yang membuat Oppenheimer meradang, yang salah dipahamai oleh oknum dari pemerintah yang pada akhirnya menjadi dilema moral.
Dibeberapa adegan saya terkekeh, karena saya melihat peperangan emosi yang disebabkan dilema moral ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi seorang ilmuwan. Sekali lagi, Nolan membuatnya dengan menarik. Saya bisa menangkapnya saat saya melihat setiap adegan, lalu menunggu apakah premis saya tentang film ini terbukti, dan benar, saya menemukan jawabannya. Hal tersebut juga membuat saya terkekeh saat menyaksikannya. Dilema moral ini, menariknya disikapi dengan berbeda oleh masing-masing tokoh utama dalam film ini. Selebihnya, tentu diserahkan pada kemampuan peminat film melihat suguhan Nolan saat ini.
![]() |
Google Photo |
Ketiga, saya telah menuliskan pada awal ulasan saya ini. Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, dan terjadi oleh seseorang atau kelompok dibagian demografi tertentu, yang tentunya bisa membawa dampak secara pribadi, lokal atau secara menyeluruh. Nah, Oppenheimer menyuguhkan kisah atau pemaknaan sejarah yang dilakukan oleh Nolan, sehingga perspektif Nolan tentu menjadi yang utama, meskipun saya percaya dia melakukan riset menyeluruh atau paling tidak ada tim yang menolongnya untuk melakukannya. Saya melihat bahwa Nolan mampu melakukannya dengan baik, terlepas ada makna yang bersifat propaganda, itu sah-sah saja. Jika memang tidak setuju dengan Oppenheimer, yang saya sebut versi Nolan, silakan saja membuat Oppenheimer versi Saudara.
Oppenheimer secara implisit menolong saya untuk melihat sejarah dengan lebih obyektif. Otak-atik sejarah, dengan tujuan untuk melakukan konstruksi sejarah semestinya tidak dilakukan. Lebih baik, menyuguhkan sejarah dengan obyektif dengan perspektif penutur sejarah yang subyektif bisa saja dilakukan, asal tidak merubah apapun peristiwa yang sudah terjadi dalam sejarah. Mengapa demikian? karena sejarah itu yah begitu adanya, terjadi dalam satuan waktu tersebut, dan dilakukan oleh tokoh dalam sejarah tersebut, dan terjadi dibagian bumi tertentu, belajarlah darinya. Itu lebih dari cukup, untuk menghadapi masa depan yang penuh harapan.
Selebihnya Oppenheimer adalah film biografi yang berhasil menyatukan ambisi dan refleksi. Film ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dari Christopher Nolan, dan merupakan karya seni yang penting dan relevan untuk masa kini. Sedikit saran dari saya, sebaiknya kalian menyaksikan film ini dengan mood yang betul-betul pas; nggak sedang dalam keadaan terburu-buru, kelaparan, menahan pipis, serta kondisi-kondisi kurang nyaman lainnya. Sebab, kalau nggak seperti itu, saya yakin kalian pasti akan termasuk ke dalam golongan orang yang nggak menyukai Oppenheimer.
Kelebihan Film
Kelebihan yang paling terlihat di dalam Oppenheimer tentu adalah dari segi visual yang tentunya sangat memukau. Saat melihat film ini, mata saya terasa sangat nyaman terhadap pengambilan gambar yang sangat indah, selain itu color grading di dalam film ini juga terasa sangat sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada di dalam film. Setelah dari segi visual, pemilihan pemeran juga menjadi nilai lebih di dalam Oppenheimer. Bisa dikatakan semua pemeran di dalam film ini berhasil menampilkan penampilan yang luar biasa. Hal itu termasuk Cillian Murphy yang berhasil sekali dalam memerankan tokoh utama yaitu Oppenheimer. Selain Cillian Murphy, Robert Downey Jr yang berperan sebagai Strauss dan juga menjadi pemeran pendukung disini juga berhasil memberikan penampilan yang sangat mencuri perhatian dan tidak kalah dengan pemeran utama. Bisa dikatakan bahwa di film ini bahwa cast penuh bintang yang tidak mengecewakan
Selain dari pemeran dan visual yang sangat memukau, pengisian musik atau scoring di film ini sangat penting dan membantu dalam menguatkan suasana yang sedang ditampilkan. Jika pemilihan musik tidak sesuai maka suasana yang ingin disampaikan mungkin akan tidak akan terasa. Terakhir hal perlu dipuji adalah penutup di dalam film ini yang bisa dikatakan sangat berhasil. Mengapa? Karena bisa dikatakan ketika film ini berakhir, penutup atau ending di dalam film ini memberikan kesan yang cukup membekas. Hal itu disebabkan karena dalam penutup ini ditutup dengan pemikiran dan kata-kata yang sangat menarik.
Kekurangan Film
Kekurangan di film Oppenheimer adalah dari segi cerita. Maksudnya adalah bagi orang yang berekspektasi bahwa film ini adalah film perang yang banyak menampilkan banyak aksi tentu kalian harus mengubah harapan kalian. Selain itu dari segi alur cerita butuh waktu untuk memahami latar kejadian atau waktu yang ada di film. Pada film Oppenheimer terdapat 2 alur waktu yang sering ditampilkan secara bersamaan sehingga saat menonton kita harus benar-benar cermat sehingga pada akhirnya kita mengetahui latar waktu di dalam kedua alur tersebut. Sebenarnya bisa dikatakan bahwa kekurangan di film Oppenheimer ini sebenarnya tidak ada yang terlalu mengganggu.
Kesimpulannya adalah film Oppenheimer berhasil menampilkan cerita biografi yang sangat menarik. Semua aspek seperti pemeran, cerita, visual, dan scoring berhasil memainkan peran yang sangat penting untuk membuat film ini sangat layak untuk ditonton. Sayangnya jika kalian yang memiliki harapan kepada film ini sebagai film yang penuh dengan ledakan atau adegan aksi tentu bersiaplah kecewa dan mungkin kalian tidak cocok untuk menonton film ini. Hal itu disebabkan karena film Oppenheimer berfokus kepada cerita yang penuh dengan dialog dan sedikit membingungkan di durasi awal.***