Usato Riski Tegila |
Flyer digital bertebaran di platform sosial media, instastory di whatsApp dan Instagram. Saya melihatnya ketika notifikasi di Facebook itu berdering, seorang kawan menandai saya dalam postingannya. Ia memberitahukan sebuah kegiatan pelantikan PC IKA-PMII (Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan MahasiswaIslam Indonesia) Bolaang Mongondow Utara. Kegiatan itu dilangsungkan bersamaan dengan halal bil halal. Saya membaca flyer itu dengan saksama, sepotong narasi tertulis sebagai tema, “Membangun Negeri, Membangun Peradaban, Sinergi dalam Gerakan.”
Sependek ingatan, IKA-PMII adalah organisasi bentukan Alumni PMII, dalam anggaran dasarnya IKA-PMII didirikan hasil Musyawarah Nasional Alumni PMII di Jakarta pada tanggal 17 Shafar 1409 H, bertepatan dengan tanggal 29 september 1988 M. Sudah cukup lama berdiri, tentu IKA-PMII memiliki maksud dan tujuannya, yakni sebagai wadah untuk mengembangkan dan mendayagunakan seluruh potensi alumni PMII di berbagai pengabdian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekali lagi, bukan sebagai ruang kumpul-kumpul orang-orang yang ingin menjadi penyelenggara Pemilu dengan lebel PMII, atau membicarakan peta dan pola calon kepala daerah.
Alumni-alumni PMII itu beragam sumber daya, ada yang memilih menjadi insan akademik (Tenaga Dosen dan Guru), tenaga kesehatan, ada yang melibatkan diri dalam aktifitas politik, sebagiannya lagi beradaptasi dengan struktur pemerintahan disetiap daerahnya. Mereka kian hari sibuk berjejaring. Atau, tak kurang Alumni PMII kita yang berkontribusi menjadi penopang kekuatan ekonomi dari hasil sebagai petani.
Sebagai organisasi tempat bergerak para alumni PMII, tentu IKA-PMII tak hanya sebagai ruang bagi alumni yang berkumpul untuk membicarakan agenda-agenda superior yang dahulu pernah mereka lakukan sejak ber-PMII, atau alumni yang gagal untuk move on sebagai PMII itu sendiri. Seharusnya, IKA-PMII adalah ruang superior yang membincangkan banyak agenda-agenda kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, merevitalisasi kembali pola gerakan kaderisasi setingkat Alumni. Yang perlu polarisasi adalah bagaimana peran dan kontribusi Alumni.
Saya sangat sepakat, pada wilayah ini sesungguhnya posisi penting IKA-PMII adalah sejauh mana alumni PMII ini berkontribusi secara aktif. Dan dalam bidang apa saja mereka membaktikan dirinya bagi bangsa dan Negara, bagi Bolaang Mongondow Utara. Jika kita lihat, begitu luas dan kaya Bolaang Mongondow Utara, dengan sumber daya alamnya yang bisa diperbaharui maupun tidak, tentu membutuhkan SDM yang terampil dan mumpuni. Ketersediaan Alumni PMII di Bolaang Mongondow Utara sudah harus menjadi rental bagi arah baru pembangunan kedaerahan kita. Alumni-alumni ini harus berdiri tegak ditengah-tengah kehidupan rakyat yang tertindas.
IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara itu akan dilantik, 06-06-2021 hingga lima tahun kepengurusan kedepan. IKA-PMII Bolmut harus kembali berdiri di garis yang pernah dilalui Gus Dur, Ia telah meletakkan dasar-dasar strategis dan merumuskan arah perkembangan peradaban dalam berbangsa dan bernegara. Peradaban yang dimaksud mengandung makna, sebuah pesan keharusan akan adanya proses belajar yang mutlak terus-menerus tiada akhir. Di sinilah letak penting proyeksi dan aktifitas utama yang menghubungkan PMII dan alumninya. IKA-PMII yang merupakan organisasi alumni pergerakan intelektual, selamanya akan selalu merespon isu-isu sosial yang merusak tatanan kehidupan masyarakat.
Sejarah, memang menjadi sangat penting untuk ditinjau ulang sebagai referensi atau cerminan masa kini dan menempuh masa depan, demikian halnya Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) sebagai organisasi alumni yang gerak perjuangannya adalah membela kaum mustadh’afin serta membangun kebangsaan yang lebih maju dari berbagai aspek sesuai dengan yang telah dicita-citakan. Masa depan yang terang benerang sejatinya akan sangat ditentukan oleh sejarah dan sikap kita hari ini, bagaimana kita menengahi persoalan dan dinamika kebangsaan dan kedaerahan kita, sekali lagi, IKA-PMII harus menjadi kekuatan perubahan yang membela rakyat tertindas yang menjadi korban kebijakan pembangunan.
Bolaang Mongondow Utara butuh seorang yang handal sekaligus para pekerja yang ahli di bidangnya, para pendidik yang mumpuni, wirausahawan yang tangguh, bahkan juga buruh. Masyarakat kita butuh kepastian regulasi dan kebijakan daerah mulai dari hulu hingga hilir, kebijakanyang tak memilih dan memilah. Lalu diposisi mana entitas IKA-PMII dan persebaran alumninya? Apakah secara kuantitas dan kualitas berada pada posisi yang strategis? Ataukah banyak yang hanya menjadi pelengkap dari para pengambil kebijakan? Sejauh mana perannya sebagai jangkar bagi kader-kader PMII untuk meniti ke jenjang selanjutnya?
Terlepas dari itu semua, tentu Tentu IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara sadar betul akan hal ini. Dalam konteks membangun SDM inilah, IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara dituntut untuk berlari maraton dalam merespon dinamika bangsa dan Negara yang semakin kompetitif. IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara harus menjadi satu kategori baru sebagai wujud pergerakan dan perjuangan. Kiranya dengan kualitas-kualitas yang mumpuni dengan etos kerja tinggi, IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara adalah sebuah pengambaran keberlangsungan kehidupan dan tatanan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Seperti yang dicita-citakan oleh IKA-PMII Bolaang Mongondow Utara itu, “Membangun Negeri, Membangun Peradaban, Sinergi dalam Gerakan.”
“Dalam benak saya nan jauh, saya membayangkan, pasti akan banyak sekali alumni PMII yang berdatangan dan dilantik dengan menggunakan Jas yang gagah dan rapih.”
Penulis:
Riski Tegila