
Ilustrasi pelatih dan murid (sumber : pinterest)
(Tulisan ini saya khususkan untuk para pelatih/guru, murid dan siapa saja yang berkecimpung di dunia seni beladiri).
Tidak semua murid memiliki ikatan batin dengan gurunya,
Ada yang singgah hanya sebentar, namun ada yang terus terjalin ikatannya.
Tidak semua murid loyal dan setia, dalam cerita silat jaman dulu hingga jaman sekarang, banyak murid yang berkhianat, memusuhi, menjelekkan sang guru atau bahkan menjatuhkan nama baik sang guru dibelakang. Seni beladiri adalah tentang respect, loyal (kesetiaan), kesatriaan dan jiwa kependekaran.
Hubungan guru dan murid bukan hubungan bisnis seperti pedagang dan pembeli, bukan seperti hubungan profesional antara bos dan kulinya. Selesai latihan bayar pakai duit setelah itu selesai dianggap impas.
Seperti kencing di WC terminal, selesai kencing bayar langsung pergi, atau *maaf seperti seorang lelaki hidung belang yang bayar jasa pada PSK(l*nte), selesai memakai jasa habis itu sudah tidak ada hubungan lagi (hanya sesaat).
Membayar pada guru sebagai bentuk penghargaan atas keilmuan sang guru, dimana dalam mendapatkan, meramu dan menciptakan ilmu tersebut sang guru telah banyak berkorban dana, waktu, pikiran, tenaga bahkan perasaan.
Apa yang kita bayar belum sebanding dengan apa yang diberikan oleh guru kepada murid. Buang jauh-jauh sikap pembohong (pura-pura miskin ngga punya duit) atau mental gratisan ketika mau belajar, bagaimanapun pekerjaan melatih bagi sebagian guru yang tidak punya bisnis atau pekerjaan lain, merupakan nafkah hidup bagi dirinya & keluarganya. Bayarlah iuran tepat waktu (jangan sampai ditagih), bantulah guru saat kesulitan jika dirimu mampu, berilah hadiah atau yang lain jika ada kelebihan rezeki.
Dalam dunia Kung Fu disebutkan, hubungan guru dan murid seperti seseorang dan bayangannya, tidak bisa lepas dan pisah kecuali oleh kegelapan (kematian). Siapa saja yang mengajarimu satu jurus atau hanya satu hari, dialah gurumu selamanya.
Tetap jaga silaturahmi, persahabatan dan persaudaraan dengan guru dan saudara seperguruan.
Mengajarkan ilmu seni beladiri sebenarnya adalah mengajarkan tentang teknik membunuh dan ilmu kehidupan. Pelajaran moral, mental, etika dan budi pekerti lebih diutamakan.
“ADAB DIATAS ILMU”.