Sejauh ini kita pernah mendengar bahkan tidak asing lagi dengan istilah AI atau Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dalam sebuah teknologi modern. Saya sendiri baru mengenal AI ketika merasa penasaran akan kecanggihan dan model oprasionalnya dalam mengolah dan mengoprasionalisasikan data di media sosial. Pada tahun 2022 kemarin saya mencoba membaca artikel-artikel tentang perkembangan teknologi modern yang saat ini mungkin telah menjamur. Melalui bacaan-bacaan itu saya mencoba fokus pada pembahasan atau wacana mengenai AI.
Ada beberapa hal yang saya kira menarik dalam persoalan AI tentang bagaimana dan seperti apa AI mempengaruhi kehidupan manusia modern. Sebelumnya saya membaca referensi tentang AI hanya untuk memenuhi rasa penasaran yang selama ini terngiang-ngiang di kepala saya. Yaitu sebuah pertanyaan “mengapa teknologi modern akan tetap bertahan dan mampu memenuhi kebutuhan manusia secara umum?. “padahal spirit pemikiran saat ini telah melampaui era modern yang saat ini kita sebut sebagai spirit pemikiran posmodernisme. Pertanyaan di atas mungkin terkesan biasa saja, tapi bagi saya, pertanyaan itu merupakan hal yang patut dijawab dan direnungi bersama, guna mendapatkan titik terang dan menemukan alasan utamanya.
Belum lama ini lewat diberanda IG saya sepotong vidio yang menunjukan sisi lain dari AI. Dalam vidio itu terlihat bagaimana sistem AI mampu mengelabui data seseorang yang diupload di media sosial berbasis AI. Singaktnya AI selain sebagai sistem pengelolah terpenting pada teknologi modern, ternyata memiliki banyak sisi negatifnya. Salah satunya tentang data setiap orang yang tersimpan dan terekam di sistem. Data itu dalam vidio tersebut, bisa saja akan disalahgunakan sebagai tindak kejahatan, seperti penipuan, pembunuhan dan lain sebagainya.
Dalam tulisan ini saya belum fokus membahas sisi negatif dari AI, namun saya mencoba mengulas dan mencari sisi fundamental dari arus utama budaya modern saat ini dan tentunya akan beririsan dengan sistem AI. Mengenai sisi negatif dan lainya tentang AI insyaallah akan saya ulas pada tulisan berikutnya.
Sebelum membahas lebih jauh tentang arus utama dunia modren, saya mencoba menorehkan sedikit tentang konsep dialektika G.W.F Hegel (1770-1831) sebagai basis dalam mendeskripsikan analisis saya dalam tulisan ini . Mengenai nama Hegel tentu anda tidak asing lagi ketika membaca atau mendengar nama seorang filosof Jerman yang hidup dipenghujung masa aufklarung atau masa pencerahan era modern. Hegel adalah filosof yang banyak mempengaruhi para filosof setelahnya, diantara yang terkenal adalah Marx.
Pikiran-pikiran Hegel yang paling disorot terutama tentang dialektika historis atau dialektika sejarah. Terlepas dari konsep dialektika Hegel, sebenarnya ada banyak pikiran-pikirannya dalam dunia filsafat, namun saya fokus pada konsep dialektika sejarahnya sebagai pijakan dalam sebuah analisis.
ARUS UTAMA ATAU LOGIKA ZAMAN
Dalam memaknai bangunan sejarah, Hegel membentuk satu konsep sebagai metode dalam menemukan inti dari struktur sejarah. Menurutnya untuk memahami alur dari sejarah, kita dianjurkan untuk menemukan terlebih dahulu akar rasional dari sejarah itu. Ia kemudian menyebutnya sebagai roh dunia atau akal absolut. Roh dunia tersebut baru bisa dicapai jika menggunakan konsep dialektika yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Begitu seterusnya sampai menemukan titik dari roh dunia (Tjahjadi, 2005).
Berjalannya sebuah sejarah menurutnya terdapat roh absolut (logika zaman) yang turut mengiringinya. roh absolut itulah yang akan menentukan arus utama sebuah sejarah manusia. Hegel berpendapat bahwa manusia dalam perjalanan sejarahnya akan mengalami perubahan dari mitos ke logos, itu sebabnya perjalanan manusia dari waktu ke waktu akan semakin rasional. Fakta sejarah membuktikan mislanya manusia yang hidup di abad 10 SM sebagai masyarakat mitos beralih menjadi masyarakat logos di abad 4 SM. Begitu seterusnya sampai yang bisa kita saksikan saat ini di abad modern, sebuah perubahan yang terjadi pada manusia yang semakin hari-semakin rasional (Strathern, 2001).
Peralihan sejarah ini dapat dijumpai juga pada fenomena bahasa. Di daerah saya misalnya terdapat tiga bahasa yang berbeda, yaitu bahasa lokal, bahasa dengan dialek Manado dan bahasa Indonesia baku. Saat ini bahasa lokal, sebut saja bahasa Bintauna telah mengalami degradasi. Remaja yang lahir sejak 90-an sudah banyak yang tidak menguasai bahasa lokal dan beralih menggunakan bahasa dengan dialek Manado, sesekali menggunakan bahasa Indonesia. Remaja saat ini dalam hal penguasaan bahasa lokal bisa dibilang bertahap, ada yang bisa melafaskan, ada yang hanya bisa mengerti tapi tidak bisa melafaskan, sampai yang tidak mengerti sama sekali . Artinya bahwa zaman semakin hari semakin rasional. Orang-orang akan cenderung menggunakan bahasa yang jangkauannya lebih luas dibandingkan dengan bahasa lokal yang hanya berlaku di satu daerah kecil seperti yang terjadi di Bintauna dan daerah sekitarnya.
Pergeseran bahasa dari lokal ke semi nasional, hingga ke nasional merupakan proses pergeseran logika zaman yang semakin rasional. Pergesaran ini bukan hanya terjadi pada fenomena bahasa, ada banyak sekali fenomena-fenomena lain yang mengalami hal yang serupa, dan semua pergeseran ini tentu saja akan menuju pada titik dimana logika zaman itu berlaku, atau dalam istilah Hegel sebagai “Roh Mutlak”.
ARUS UTAMA ERA KONTEMPORER
Semua akan berubah tidak ada yang tetap, yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri. Begitulah kira-kira yang sering disebut oleh orang pintar. Saya sangat setuju dengan ungkapan itu. Bahkan hal ini pernah dinyatakan Herakleitos abad 4 SM.
Perubahan di era modern terjadi begitu cepat jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Perubahan itu terjadi ketika teknologi modern telah merambat jauh di setiap lini kehidupan manusia. Dulu menanak Nasi masih menggunakan api sekarang listrik, dulu Kapal menggunakan layar sekarang didorong dengan motor (mesin), dulu mengirim kabar lewat surat sekarang cukup menggunakan Gawai. Semua beralih menjadi lebih praktis. Tentu semua ini tidak terlepas dari teknologi hasil rekayasa manusia.
Semakin ke sini manusia akan berfikir lebih praktis dibandingkan sebelumnya. Orang akan melakukan apa saja demi mendapatkan hal yang praktis, tidak mau repot dan menginginkan keuntungan yang banyak. Saya bisa menyebut bahwa manusia saat ini bukan lagi berfikir rasional bahkan lebih dari itu, yakni berfikir bagaimana supaya pekerjaan menjadi lebih praktis dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Dengan adanya teknologi yang semakin maju terutama gadget, manusia berbondong-bondong ingin memilikinya dan seakan-akan benda itu adalah bagian dari hidupnya. Sehingga muncul pertanyaan apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?, tentu semua itu berangkat dari refleksi pikiran yang menginginkan semuanya serba praktis.
Terlepas dari itu, ada hal yang paling penting untuk dibahas dalam tulisan ini. Yaitu mengenai arus utama manusia saat ini. Pernah kah anda mendengar atau sering menedapati di media sosial tentang istilah #Fyp?. #Fyp merupakan sngkatan dari for you page, secara harfiah berarti “halaman untuk anda”. #Fyp sering kali ditemukan di bawah caption vidio Tik Tok dengan tagar di depannya. #Fyp dikenal sebagai istilah untuk menunjukan halaman utama dari aplikasi Tik Tok terhadap vidio yang paling digemari, like terbanyak dan memiliki banyak penayangan. Biasanya vidio tersebut akan ditampilkan di halaman utama beranda Tik Tok, meskipun pengguna akun tersebut tidak mengikuti akun dalam vidio yang tertera. Tik Tok ingin menunjukan umpan vidio yang dikurasi dari pembuat yang mungkin tidak mereka ikuti, namun algoritma Tik Tok berfikir, mereka mungkin menyukainya berdasarkan minat dan interaksinya di masa lalu.
Di sini sistem AI berperan penting dalam mengatur berjalannya suatu aplikasi, seperti Tik Tok, Youtube dan sebagainya. Aplikasi yang saya sebut tadi turut menggunakan AI sebagai sistem penggerak utama. Biasanya aplikasi-aplikasi itu menggunakan algoritma machine learning untuk mempelajari data yang digunakan oleh pengguna aplikasi. Itu sebabnya AI didefinisikan sebagai sistem Acting rationally, tidak hanya bersifat rasional tapi bertindak rasional.
Dalam hal ini terjadi proses simbiosis mutualisme, dimana pihak aplikasi dan pengguna (pembuat vidio) saling memberi keuntungan yang diperoleh dari pengguna lain (penonton). Sehingga dengan sistem itulah orang-orang akan melakukan apa saja, dengan berbagai macam cara agar bisa memperoleh #Fyp. Orang bisa saja membuat berita hoax, menjual agamanya, joget tanpa busana, pamer kecantikan, dan melakukan hal kreatif lainya. Semua terbukti sebagai fakta yang terjadi di era saat ini. Kita tidak bisa pungkiri hal tersebut terjadi, sebab suasana demikian telah menjadi penanda dan logika zaman dewasa ini.
For you page (#Fyp) menjadi tujuan utama manusia modern dalam melakukan segala hal. #Fyp menurut saya jauh lebih luas cakupannya, ia tidak hanya berada di aplikasi-aplikasi atau dunia maya, namun ia telah ada di sekitar kita yang hidup berdampingan di dunia nyata. Orang dengan kondisi apapun itu, dalam melakukan sesuatu pasti ada tujuan tertentu, yakni tidak lain untuk memperoleh pengakuan di hadapan publik. Setiap orang memiliki ambisi untuk berada di posisi lebih unggul dari yang lain dengan cara-cara yang serba praktis. Mereka melakukan hal-hal kreatif tidak lain untuk memperoleh posisi yang lebih unggul dan memperoleh keuntungan, baik itu materi maupun sebuah pengakuan.
Maka #Fyp menurut saya bisa digunakan sebagai terminologi yang bisa merepresentasikan logika zaman di era ini atau dalam istilah Hegel sebagai “roh absolut” yang sedang berlangsung.
Sementara waktu saya masih menggunakan terminologi #Fyp sebagai istilah yang saya kira cukup merepresentasikan arus utama zaman ini. sembari mencari terminologi yang lebih pas dan tentu lebih ilmiah.
Tulungagung, 20-21 Juli 2023
Penulis: Nasar Lundeto
Referensi:
Paul Strahern, 90 Menit Bersama Hegel, ( Jakarta: Erlangga, 2001)
Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual: Konfrontasi Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani Hingga Zaman Modern, (Yogyakarta: Kansius, 2005)
For You Page (#fyp): Sebuah Arus Utama dalam Melihat Akal Dunia
5 min read