Menu

Mode Gelap
 

Review Film · 5 Jun 2023 17:38 WITA ·

Bajrangi Bhaijaan (2015) : Mempromosikan Nilai Kemanusiaan dan Pendidikan Toleransi


 Bajrangi Bhaijaan (2015) : Mempromosikan Nilai Kemanusiaan dan Pendidikan Toleransi Perbesar

 

Cover Film by : https://cdn.bollywoodbubble.com

Secara umum Film adalah media komunikasi yang mampu mempengaruhi cara pandang individu yang kemudian akan membentuk karakter. Fungsi inilah yang ternyata sebagai pranata sosial, mempengaruhi tatanan sosial kemasyarakatan berbangsa dan bernegara. Salah satu media yang turut memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan adalah film.

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film mempunyai kemampuan untuk menghipnotis khalayak umum, sehingga selalu dapat menerima apa saja yang sudah disajikan di dalam film. Khalayak umum dapat terdorong untuk melakukan adegan yang ada di dalam film. Dan juga kepribadian anak dibentuk melalui pengalaman, anak yang lebih suka menonton adegan edukasi maka akan tumbuh menjadi orang yang baik namun tetap mendapat pengarahan dari guru atau orang tua.

Suatu nilai pendidikan yang terdapat di dalam film tidak lain bertujuan untuk merubah perilaku seseorang, baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Tujuan pendidikan menurut John Dewey ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Sehingga pendidikan hendaknya mempersiapkan anak didik untuk hidup di dalam masyarakat. 

Hidup di lingkungan masyarakat harus memiliki jiwa solidaritas sosial dimana harus memiliki karakter yang baik, budi pekerti, bermoral, menghargai satu sama lain dan sebagainya. Tujuan pendidikan tidak selalu berpatokan dengan nilai-nilai angka yang diperoleh peserta didik dalam suatu pembelajaran. Penanaman nilai pendidikan seperti budi pekerti, moral/akhlak, toleransi, dan kemanusiaan tidak cukup hanya diberikan di sekolah sebagai pelajaran yang sifatnya hafalan atau lulus dengan ujian tertulis. Namun tujuan dari penanaman nilai-nilai tersebut agar anak didik dapat merealisasikan di kehidupan sehari-hari.

Film juga dapat dimanfaatkan sebagai media penyalur pendidikan, karena dengan media film biasanya pesan-pesan yang terkandung didalamnya akan lebih mudah diterima. Dalam film dapat dilihat secara langsung bagaimana gerak-gerik serta tingkah laku pemain sehingga memungkinkan pesan yang terkandung mudah untuk ditiru. Dalam konteks inilah film dapat dikatakan sebagai media yang efektif untuk memberikan contoh positif kepada masyarakat mengenai suatu hal. 

Salah satu film yang memiliki pesan moral  yang kuat terkait rasa kemanusiaan dan toleransi adalah film Bajrangi Bhaijaan, sebuah film India (Bollywood) yang diproduksi pada tahun 2015. Film ini mengisahkan perjuangan Pawan Kumar (Salman Khan) penganut Dewa Hanuman yang berasal dari India menyelamatkan seorang gadis kecil tunawicara bernama Shahida/Muni (Harshaali Malhotra) seorang muslim berasal dari Pakistan yang tersesat sendirian di negara India. Pawan mengantarkan Shahida pulang ke Pakistan dengan perjalanan yang tidak mudah, ia melewati berbagai rintangan karena melewati negara yang sedang mengalami konflik dan adanya perbedaan agama. 

Terhitung sejak menulis ulasan ini, saya sudah menonton “Bajrangi Bhaijaan” hingga tiga kali. Bukan tanpa alasan bahwa Bajrangi Bhaijaan” sebagai feel good movie memang mudah menarik perhatian, ceritanya ringan, lucu, dan tidak membosankan. Dengan mengedepankan isu sosial sebagai bahan dalam memperkuat ceritanya, pantas saja bila film yang disutradarai oleh Kabir Khan ini banyak meraih pendapatan luar biasa hingga disebut sebagai film India terlaris ke dua setelah “PK” (2014). Ketertarikan saya pada film ini dimulai pada pertengahan Oktober 2017 lalu ketika saya tidak sengaja mengutak-atik laptop teman dan menemukan film tersebut kemudian menontonnya dan saya pun mengikutinya meski tidak secara keseluruhan. Baru setelah itu saya memutuskan untuk menonton ulang dan menikmati keasyikan dari petualangan bercampur sedih dan juga komedinya.

Film Bajrangi Bhaijaan merupakan film India yang sangat menginspirasi berkaitan tentang nilai kemanusiaan dan toleransi di kalangan masyarakat berbeda agama dan juga negara yang tengah terjadi konflik. Film ini dibintangi oleh artis Salman Khan, Kareena Kapoor, Nawazuddin Siddiqui serta Harshaali Malhotra, cerita ditulis oleh Vijayendra Prassad dan disutradarai oleh Kabir Khan serta diproduseri oleh Salman Khan dan Rockline Venkatesh. 

Film ini dirilis pada 17 Juli 2015, film dengan durasi dua jam tiga puluh sembilan menit tersebut menjadi hits terbesar Salman Khan sampai saat ini, serta memecahkan rekor Box Office di India dan luar negeri. Film ini menjadi film India tercepat dalam memperoleh pendapatan hingga satu milyar rupee pada pasar domestik dan menjadi film terlaris kedua di India dan film Bollywood terlaris kedua di pasar internasional.

Film ini berkisah tentang seorang gadis kecil usia 6 tahun dan bisu berpisah dari ibunya ketika akan kembali ke Pakistan, Shahida/Muni (Harshaali Malhotra) yang tersesat sendirian di India bertemu dengan Pawan Chaturvedi (Salman Khan) seorang penganut Dewa Bajrangbali (Dewa Hanuman). 

Tak tega melihat gadis yang bisu dan sendirian akhirnya Pawan menolongnya dengan membawa gadis tersebut ke rumah. Karena kondisi gadis tersebut bisu dan Pawan tidak mengetahui namanya, maka Pawan memanggilnya dengan nama Munni. Konflik bermula ketika Pawan bertemu dengan Shahida/Munni. Untuk mengetahui asal tempat tinggal Shahida/Munni, Pawan menyebutkan nama- nama kota yang ada di India, namun tak ada hasil. 

Asal tempat Shahida/Munni diketahui ketika keluarga Pawan sedang menonton pertandingan kriket antara India dan Pakistan. Ketika tim Pakistan menang, semua yang ada di rumah tersebut kecewa dan menyesali kemenangan Pakistan. Namun tidak dengan Shahida/Munni yang sangat gembira dan mencium televisi karena terdapat bendera Pakistan. 

Hal tersebut mencengangkan keluarga Pawan, ketika Pawan mengucap kata Pakistan, Shahida/Munni mengangguk tanda iya, yang berarti Shahida berasal dari Pakistan. Kejadian tersebut membuat ayah Rasika (Karena Kapoor) calon mertua Pawan marah dan meminta Pawan untuk segera mengembalikan Shahida/Munni ke negara asal. Proses Pawan mengantarkan Shahida pulang ke Pakistan tidaklah mudah. Ia melewati berbagai rintangan karena melalui negara yang sedang mengalami konflik juga karena adanya perbedaan agama. 

Mengantarkan Shahida pulang dengan jalur legal tidak berhasil karena tidak memiliki paspor. Pawan disarankan oleh ayah Rasika untuk memulangkan Shahida/Munni melalui agen perjalanan. Pawan mengusahakannya namun hasilnya mengecewakan, Shahida/Munni tidak dipulangkan ke Pakistan namun dijual ditempat pelacuran. Hal tersebut membuat Pawan sangat marah dan mempora-porandakan tempat pelacuran tersebut.

Akhirnya Pawan memilih mengantar sendiri Shahida/Munni walaupun dengan jalur illegal yang sangat berbahaya dengan taruhan nyawa. Pawan dibantu Boo Ali, Boo Ali merupakan orang yang mencari uang dengan membantu seseorang untuk melewati perbatasan dengan jalur illegal yaitu melalui terowongan bawah tanah. 

Ini sangat beresiko apabila ketahuan oleh tentara perbatasan. Ketika Boo Ali meminta bergegas melanjutkan perjalanan, Pawan mala berdiam diri dan menunggu tentara perbatasan menghampirinya untuk meminta ijin. Hal ini terlihat bodoh, namun Pawan adalah penganut Dewa Bajrangbali yang tidak boleh berbohong. 

Tentara perbatasan menghampiri dan menanyakan maksud tujuan Pawan, Pawan mengatakan ia hanya ingin meminta ijin untuk memasuki wilayah Pakistan, untuk mengantar Munni pulang namun tentara perbatasan memukulinya dan dianggap mata-mata. 

Namun karena Pawan tetap dalam pendiriannya dan meyakinkan tentara-tentara tersebut, akhirnya Pawan diijinkan masuk kawasan Pakistan. Selama perjalanannya di Pakistan, Pawan dianggap mata-mata dari India sehingga menjadi buronan polisi. Konflik yang rumit berubah menjadi haru ketika Pawan dibantu oleh reporter bernama Chand Nawab yang diperankan oleh Nawazuddin Siddiqui yang awalnya mengira Pawan sebagai mata-mata, namun akhirnya membantu Pawan untuk menemukan keluarga Shahida, mereka juga dibantu oleh tokoh pemuka agama Pakistan (Maulana Sahab). 

Mereka melanjutkan perjalanan, Chand Nawab lah yang menemukan keluarga Shahida, sementara Pawan sendiri tertangkap petugas polisi, dipenjara dan dipukuli sampai babak belur oleh petugas kepolisian Pakistan. 

Reporter Chand Nawab kemudian membuat video dan mnenggunggahnya ke internet tentang bagaimana perjalanan Pawan mengantarkan Shahida pulang ke Pakistan yang didasari cinta dan kasih sayang, namun banyak terkendala karena perbedaan agama dan perseteruan dua negara India dan Pakistan. Video tersebut kemudian ditonton oleh jutaan orang di kedua negara tersebut sehingga membangkitkan rasa simpati dari kedua negara. Melalui proses ini akhirnya Pawan dibebaskan dan dikembalikan ke India.

Pesan Moral

Pesan moral adalah amanat berupa nilai-nilai dan norma–norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak sekali pesan moral yang dapat kita ambil hikmah dan pelajaran dari Film ini, diantaranya adalah sebagai berikut : 

Bersabar dan berserah diri

Bersabar dan berserah diri itu adalah perintah dari Allah Tuhan semesta alam, dalam hal apapun kita dianjurkan untuk tetap bersikap sabar, dan menyerahkan segala urusan, baik urusan dunia maupun akhirat kepada Allah Tuhan semesta alam. Bahkan orang-orang yang bersabar dijanjikan surga oleh Allah. Dan orang-orang yang bertawakal dan berserah diri kepada Allah, maka ia akan diberikan rezeki yang berlimpah dan datangnya tanpa disangka-sangka.

Film ini juga menyuguhkan sosok Pawan yang selalu bersabar dan berserah diri kepada Tuhan. Banyaknya kesulitan yang ia hadapi untuk memulangkan Munni (Shahida) ini menyadarkan kita bahwa hidup memang tidaklah mudah. Kunci dari itu semua adalah sikap sabar dan berserah diri yang harus terus-menerus ditanamkan dalam diri kita. 

Toleransi antar Umat Beragama

Islam mengenal toleransi dengan kata tasamuh yang artinya sikap membolehkan atau membiarkan ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang berbeda dengan pendapat. Sikap toleransi tidak hanya dilakukan pada hal-hal yang menyangkut aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga dilakukan pada aspek yang luas, seperti aspek ideologi dan politik yang berbeda. 

Tanpa adanya toleransi, berbagai pertentangan dan konflik akan sulit untuk dihindari. Sikap toleransi menunjuk pada adanya kerelaan untuk menerima kenyataan dengan keberadaan orang lain, yang berarti membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan. 

Toleransi awal adanya kerukunan, tanpa adanya toleransi tidak mungkin ada sikap saling hormat-menghormati, kasih-mengasihi dan gotong royong antar umat beragama.

Film Bajrangi Bhaijaan mengajarkan kita untuk bertoleransi dengan menghormati keyakinan orang lain, menghargai tempat ibadah, tidak membeda-bedakan dalam hal tolong menolong. Dengan hal tersebut kita dapat mencontohnya untuk bertindak dan berperilaku di masyarakat yang majemuk. Misalnya menolong orang yang terkena musibah tanpa mempermasalahkan keyakinan, serta menghormati teman yang berbeda.

Dalam film ini juga, kita diajarkan pula untuk bertoleransi beragama dengan menerima bentuk ibadah masing-masing agama dengan baik yaitu menghormati agama lain yang sedang beribadah, tanpa mengganggu ibadah tersebut.

Pawan Kumar menunjukkan sikap toleransi yang baik kepada agama yang lainnya. Pawan juga menerima perilaku yang baik dari salah seorang pemangku agama di masjid ketika mengantarkan Munni/Shahida pulang ke Pakistan.

“Adegan Pawan tidak mau masuk ke dalam masjid (Maulana Sahab mengajak Pawan masuk kedalam masjid karena masjid terbuka untuk setiap orang sekalipun berbeda agama).”

“Adegan Pawan dan lainnya melanjutkan perjalanan, Maulana Sahab tetap mendoakan yang terbaik untuk Pawan walaupun Pawan berbeda agama”.

“Adegan sebelum berpisah, Maulana Sahab spontan menggerakkan tubuhnya seolah-olah melakukan ucapan salam yang biasa dilakukan Pawan”.

“Adegan Pawan pergi ke tempat suci Hazrat Amin Shah Dargah. Pawan yang mengatakan ia rela ke tempat suci manapun demi bisa mengantarkan Munni kembali pulang dan bertemu dengan orang tuanya”. 

Nilai toleransi beragama yang terkandung yaitu menghargai tempat ibadah, tolong menolong, menghargai keyakinan orang lain serta tidak membeda-bedakan orang lain terkait kepercayaan. Negara Indonesia memiliki ragam agama yang secara tidak langsung hidup saling berdampingan. Oleh karena itu memiliki sikap tenggang rasa sangat diperlukan dan ditanamkan sejak dini. 

Menghindari Permusuhan 

Permusuhan antar negara masih sering terjadi. Seperti negara India dan Pakistan ini, keduanya masih berjaga-jaga jika sewaktu-waktu peperangan terjadi. Permusuhan antar negara masih sering terjadi. Permusuhan masih sering terlihat di kehidupan sehari-hari kita saat ini. Perselisihan antar saudara, kelompok, dan lain-lain ini sudah sepantasnya ditinggalkan dan dihilangkan. Sebab, damai yang diciptakan bersama-sama itu sangatlah indah. Kisah Munni/Shahida ini mampu membuat kita untuk menghilangkan sikap egois dan mengingatkan kita pada kedamaian.

Sikap Tolong Menolong 

Tolong menolong merupakan sikap yang ditunjukkan seseorang dalam tindakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Q.S. Al-Maidah: 2 mengisyaratkan dengan jelas tentang hal ini. Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa tolong menolong dalam hal kebaikan, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun sesama manusia. 

Dalam film ini, Pawan Kumar mengajarkan kita untuk menolong tanpa pamrih, menolong dengan setulus hati tanpa peduli latar belakang dirinya. Pawan mencoba menolong Munni/Shahida dengan memulangkannya kembali ke Pakistan meskipun nyawa taruhannya.

Nilai sosial yang ditampilkan dalam film ini menyadarkan kita untuk kembali pada norma yang baik yaitu menolong sesama tanpa melihat status sosialnya.

Nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam film tersebut adalah tolong menolong sesama manusia, cinta kasih, peduli dan tidak semenamena terhadap orang lain. Salah satu nilai kemanusiaan ditunjukkan Pawan yang membelikan makanan untuk gadis kecil yang tersesat. Ketika anak didik melihat peristiwa tersebut maka secara tidak langsung mereka sudah mendapat pendidikan yaitu sesama manusia harus tolong menolong, ada sisi kepedulian serta cinta kasih dan tidak semena-mena. Setelah mencermati peristiwa tersebut, diharapkan anak didik dapat mengamalkannya di lingkungan sekolah, keluarga atau masyarakat. Misalnya teman sebangku tidak membawa bekal makanan maka sebagai teman yang baik kita harus berbagi makanan, hal tersebut menunjukkan kepedulian, kasih sayang dan tolong menolong.

“Adegan ketika Pawan menyadari bahwa Munni orang Islam (Rasika mengingatkan Pawan bahwa dalam menolong seseorang tak perlu mempertimbangkan apa agamanya)”.

Menepati Janji 

Dalam Islam dijelaskan bahwa ingkar janji adalah termasuk ke dalam salah satu ciri golongan orang munafik. Maka dari itu Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menepati janji yang telah diucapkan. 

Film Bajrangi Bhaijaan mengajak kita untuk selalu menepati janji. Pawan Kumar berjanji untuk mengantarkan Munni/Shahida ke orangtua kandungnya langsung.

Mengapa demikian? Karena Pawan melihat banyaknya kejahatan di luar sana yang mengincar Munni/Shahida. Melihat itu semua hatinya terketuk dan berjanji untuk mengantarkannya kembali ke orangtuanya. Sikap menepati janji ini bisa menjadi pelajaran bagi kita dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Peduli Terhadap Sesama 

Peduli merupakan sikap melibatkan diri terhadap persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Peduli juga merupakan sikap yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang membantu siapa saja yang sedang mengalami kesulitan. Mereka yang memiliki kepedulian merupakan orang yang terpanggil untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi orang lain dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan terhadap lingkungan sekitar. 

Contoh kepedulian dalam kehidupan sehari-hari misalnya berzakat, berinfaq, sedekah. Hal-hal tersebut sangat diperintahkan dalam agama Islam agar terbiasa berbuat baik, mengindari kesenjangan sosial antara orang kaya dengan kaum dhuafa, membersihkan diri dari akhlak buruk, juga sebagai rasa syukur atas nikmat Allah yang diberikan.

Dalam film ini bagaimana kita bisa melihat kepedulian Pawan terhdap Munni/Shahida gadis kecil yang bisu dan membutuhkan kepedulian dari sesama. 

Cinta Kasih 

Film ini mengajarkan kita agar bersikap saling cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia walaupun berbeda suku, maupun agama. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pawan terhadap Munni/Shahida, walaupun mereka berbeda agama akan tetapi sikap cinta dan kasih sayang telah melekat pada dirinya. Bahkan seperti kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. 

Cinta kasih atau kasih sayang merujuk kepada perasaan cinta sesama manusia baik kepada diri sendiri dan orang lain. Kasih sayang merupakan salah satu sifat Allah yaitu Ar-Rahman yang banyak dicantumkan di Al-Qur’an. Oleh karena itu, manusia juga harus memiliki sifat kasih sayang kepada sesama walaupun berbeda suku, ras, agama. Cerminan sikap ini terdapat dalam Q.S. Maryam: 96.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta beramal shaleh maka Allah akan menanamkan rasa kasih sayang terhadap hati mereka. Manusia akan memiliki rasa kasih sayang apabila selalu dibiasakan melakukan hal-hal yang baik, kasih sayang merupakan salah satu akhlak mulia manusia baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun makhluk lain serta lingkungan alam sekitar.

Kesimpulan

Film Bajrangi Bhaijaan memiliki pesan moral yang sangat dalam akan maknanya, dimana film ini menggambarkan tentang sikap kemanusiaan dan sikap toleran yang menunjukkan usaha yang sesuai untuk mencapai Pendidikan Agama Islam, dimana kita ketahui dalam pembelajaran PAI yang notebenenya adalah pendidikan nilai maka ada banyak nilai yang ditanamkan kepada peserta didik. Kemudian nilai ini yang nanti menjadi acuan dalam bertindak dan bersikap. 

Nilai-nilai yang mengandung keteraturan hubungan antar sesama manusia sangat mendapat perhatian dalam dunia pendidikan Islam. Negara Indonesia memiliki ragam agama yang secara tidak langsung hidup saling berdampingan. 

Oleh karena itu memiliki sikap tenggang rasa sangat diperlukan dan ditanamkan sejak dini. Film Bajrangi Bhaijaan mengajarkan kita untuk memandang bahwa manusia itu sama walaupun berbeda negara, ras, suku, budaya, agama. Sesama manusia harus memiliki jiwa sosial dan tenggang rasa sehingga terwujud kehidupan yang damai dan sentosa.

Film Bajrangi Bhaijaan sebagai sebuah karya seni memiliki pesan yang kuat terkait nilai kemanusiaan dan toleransi beragama. Terdapat beberapa nilai kemanusiaan yang bisa digali dari film ini, di antaranya adalah  Bersabar dan berserah diri, tolong menolong, cinta kasih, peduli sesama, menghindari permusuhan, menepati janji dan toleransi. 

Nilai-nilai tersebut merupakan pondasi dalam membangun kehidupan bersama di tengah keragaman dan perbedaan. Dalam film ini memiliki relevansi yang kuat karena pesan moral  yang terdapat dalam film ini juga merupakan ajaran Islam yang harus ditanamkan kepada peserta didik.Terlebih lagi dengan semangat pendidikan moderasi Islam, film ini akan memberikan inspirasi dan memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya internalisasi nilai-nilai Islam wasathiyah di lingkungan sekolah.

Film Bajrangi Bhaijaan juga memperlihatkan bagaimana toleransi beragama terjadi ditengah konflik antara India dan Pakistan yang belum terselesaikan. Berdasarkan hasil dari pengamatan penulis, dalam fim Bajrangi Bhaijaan secara semiotika ditunjukkan dengan simbol-simbol sebagai berikut:

1. Level Realitas 

Level realitas toleransi beragama terlihat dari aspek gesture, dress, speech, ekspresi, penampilan, dan juga lingkungan. Yang seperti ditampilan dalam scene film bajrangi Bhaijaan bahwa wujud toleransi beragama dengan menghormati, menolong sesama, memahami perbedaan atau bahkan membela yang tidak bersalah walaupun berbeda dari yang lain.

2. Level Representasi 


Pada level representasi, terlihat dari kode-kode teknis dan kode konvensional yang ada di film Bajrangi Bhaijaan yang menggambarkan toleransi beragama itu bisa tercermin melalui teknik kamera, lighting, musik, suara, setting, dan confict. Dari teknik kamera dan lighting para penonton bisa melihat dan memahami cerita yang ada dan juga bisa memahami cerita sebagaimana toleransi beragama direalisasikan dalam film. Sekaligus para penonton juga bisa menyimpulkan dalam pikirannya apa yang sebenarnya terjadi pada film itu. Lewat setting dan conflict tentunya. Sementara musik dan suara juga sangatlah mendukung dalam scene yang didukung oleh musik atau suara tersebut. 

3. Level Ideologi 

Pada level ideologi dapat disimpulkan bahwa penggambaran toleransi beragama yang dilakukan dalam film Bajrangi Bhaijaan pada 136 scene-scene nya tersebut menyimpulkan bahwa ideologinya adalah pluralisme. 

 Penghargaan Film


Moment mengharukan di akhir film, sumber gambar : https://www.pinterest.se

Disalin dari akun twitter Kabir Khan (@kabirkhankk), berikut ialah beberapa penghargaan yang telah diterima oleh film Bajrangi Bhaijaan antara lain:    

1. Penghargaan TOIFA Dubai Awards 2016 sebagai The Best Film 


2. Penghargaan IBNLive Movie Awards 2016 kategori Best Director dan Supporting Actor 2015 


3. Penghargaan Indian Television Academy Awards 2015 kategori Popular Director dan Best Child Artist 


4. Zee Cine Awards 2016 kategori The Best Film dan The Best Actor 


5. Starscreen Awards 2016 kategori The Best Film, The Best Director, The Best Supporting Actor, The Best Child Actor 


6. Guild Awards 2015 kategori The Best Film 2015 



7. Penghargaan Sansu Colors Stardust Awards 2015 kategori The Best Film, The Best Director, The Best Child Actor, dan The Best Supporting Actor 


8. Selain itu, film Bajrangi Bhaijaan juga menjadi film pembuka dalam International Film Festival pertama untuk penyandang disabilitas di India. (**)



__________________

Herman Dunggio,

Penulis ini masih malu-malu untuk menceritakan dirinya. Dapat ditemui di Instagram @dunggio94_

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

SURVIVAL FAMILY : Bertahan Hidup Ketika Listrik Padam

12 Desember 2024 - 09:24 WITA

OPPENHEIMER dan, Kisah di Balik Terciptanya Bom Atom

13 November 2023 - 10:55 WITA

THE ACT OF KILLING (2012): Melihat Peristiwa Berdarah Dibalik Tangan Besi Kekuasaan

22 Juni 2023 - 05:19 WITA

Tentang Anime: Antara Industri Hiburan dan Propaganda Sosial Politik

4 Mei 2023 - 15:58 WITA

Cerita Doraemon dengan Petualangan Mesin Waktunya

3 Mei 2023 - 14:03 WITA

Into the Wild, Usaha Pencarian Eksistensial Manusia yang Berujung Sia-sia

16 Mei 2022 - 18:20 WITA

Trending di Filsafat