Assalamualaikum Pak Dokter! (Bag. 2)

3 min read

 

Ilustrasi

Di kantor Adam

Adam Sudah Selesai Kuliah dua tahun yg lalu. Sekarang dia bekerja di kantor ayahnya. Adam Juga mempunyai teman, namanya Denal. Denal juga bekerja di kantor ayahnya Adam.

“Dam ke kantin yuk, laper nih,” Ajak Denal, ke Adam

“Kamu duluan aja Nal, Nanggung nih sebentar lagi selesai pekerjaanku,” Balas Adam sambil memeriksa berkas-berkas yang ada di hadapannya.

Emang akhir-akhir ini pekerjaan Adam sudah menumpuk,dan banyak sekali berkas yang akan ditanda tangani.

“Ya udah aku duluan yah, Bye!” Seru Denal lagi sambil berjalan menuju pintu ruangannya Adam.

Ok, back to Adam.

“Kayaknya sekarang aku belum bisa jemput Gasya deh, 10 menit lagi kan ada meeting penting” Kata Adam

“Aku telfon Gasya aja supaya dia bisa pulang sendiri deh, eh tapi kan kasian Gasya! Ah sudahlah sekarang kan banyak taksi online” Seru Adam kembali.

Di kampus Gasya

Kelas Gasya sudah selesai lima menit yang Lalu.

“Kantin kuy, laper nih” Ajak Sofia sambil beranjak dari tempat duduknya.

“Yaudah hayyuk!” Seru Meira.

Skipp Kantin kampus^^

“Kalian bertiga mau pesan apa? Biar aku yg pesanin mumpung aku lagi moodnya bagus nih,” Tanya Janna yang keliatan lagi senang.

“Bakso sama es teh aja,” Balas Gasya.

“Aku samain kayak punya Gasya aja,” Kata Meira sambil memainkan ponselnya.

“Aku juga deh,” Sambung Sofia.

“Oke Bentar yah,” Sahut Janna sambil meninggalkan Meja makan mereka.

Janna pun memesan makanan yang dipesan oleh sahabatnya itu. Tidak sampai 15 menit Janna pun sudah membawa makanan yang dipesan sahabatnya itu.

“Taraaa ini pesanan kalian!” Seru Janna.

“Wah makasih ya Janna yg cute,”
Balas Meira.

“Selamat makan semuanya!” Seru Sofia

“Btw hari ini cuman satu matkul kan?”
Tanya Meira.

“Iya, emang knpa?” Tanya Sofia kembali.

“Yes akhirnyaaa, hari ini tuh kakakku pulang terus aku disuruh Mama untuk menjemputnya di bandara,” Jawab Meira.

“Ohh iya dah,” Balas sofia kembali.

Tiba-tiba ponsel Gasya berdering.

“Eh bentar aku angkat telfon dulu yah,” Seru Gasya sambil berdiri.

“Hallo bang assalamualaikum, ada apa?” Tanya Gasya

“Wa’alaikumussalam dek hari ini abang belum bisa jemput,soalnya sebentar lagi ada meeting penting, gak papa kan Gasya berangkat sendiri dulu?” Tanya Adam dari seberang ponselnya.

“Ihh abang, terus Gasya berangkat sama siapa dong?” Balas Gasya kembali.

“Naik Taksi online aja dik. Tuh kliennya udah datang abang tutup dulu yah telfonnya, Assalamualaikum!” Seru Adam kembali, sebenarnya Adam tak tega terhadap Gasya karna harus berangkat sendiri, tapi apalah daya Ini meeting yang sangat penting.

“Wa’alaikumussalam, Hmmpppff,” Kecut Gasya sambil memajukan Bibir mungilnya ke depan.

“Kamu kenapa Gasya? Kok kayak orang lagi kesal gitu?” Tanya Meira yang terheran-heran karna melihat bibir monyongnya Gasya

“Memang Gasya lagi kesal, abisnya tuh bang Adam gk bisa jemput, katanya ada meeting penting,” Jawab Gasya.

“Ohh yaudah bareng aku aja,” Ajak Meira Kembali.

“Eh eh gak usah, Gasya naik taksi online aja, kan rumah kita beda blok,” Bantah Gasya kembali.

“Gak papa kok Gasya,” Balas Meira lagi

“Ihh Meiraa Gak usah, Gasya bisa naik taksi online kok,” Ujar Gasya kembali yang tak mau kalah.

“Yaudah deh, Tapi benar kan gak papa naik taksi online,” Tanya Meira Kembali.

“Iya Gasya, lebih baik kamu bareng Meira aja, kita takut kamu kenapa-kenapa loh,” Sahut janna dengan wajah yang khawatir.

“Aduh teman-teman Gasya makasih ya karna udah Khawatir sama Gasya, tapi beneran Gasya gk papa kok”. Sahut Gasya kembali yabg berusaha menyakinkan ketiga sahabatnya.

“Yaudah, jaga diri baik-baik yah, kita bertiga pamit,” Pamit Sofia sambil berdiri dari mejanya

“Iya, kalian juga jaga diri baik-baik yah,” Balas Gasya

“Pasti, dadah Assalamualaikum,” Salam ketiga sahabatnya itu.

“Wa’alaikumussalam” Balas Gasya sambil melambaikan tangannya.

Gasya berjalan di pinggir jalan sambil menendang kerikil. Dia mampir sebentar ke taman, untuk duduk sambil melihat orang yang berlalu lalang, karena waktu belum terlalu sore jadi Gasya masih sempat duduk santai saja di bangku taman.

“Man ana man anaa man ana laulaku kaifa maa hubbukuuu kaifa maaa hubbuku” Senandung Gasya sambil berdiri dari kursinya sembari enendang batu-batu kecil.

Tiba-tiba batu kecil yabg di tendang oleh Gasya Mendarat di dahi seorang lelaki yang berjas putih dan memakai sneli.

“Bukk”

“Aww, hey klau jalan itu pake mata dong!” Seru lelaki Yang bersneli itu.

“Di mana-mana jalan itu pake kaki pak,” Balas Gasya

“Dih perempun Rese!” Seru lelaki itu kembali sambil berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkn Gasya.

“Ih serammm kayak kulkas berjalan,
mudah-mudahan Gasya gak akan bertemu dengan dia lagi Ya Alloh” Kata Gasya Sambil berdoa.

Gasya bergegas pulang ke rumahnya supaya belum terlalu sore..

***
Mohammad Azam Ismail Atau bisa di panggil dengan Azam, lelaki yabg berusia 24 bahun itu berwajah tampan, hidung mancung, alis tebal dan kulit putih. Azam juga bekerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit Tadika Mesra (Kalian bisa bayangkan kan, bagaimana Ketampanannya?).

Azam lagi duduk di bangku taman sambil membaca buku tebalnya, dibantu kacamatanya.

Tiba-tiba ada yang mendarat di dahinya.

“Bukk”

“Awww Hey kalau jalan itu pake mata dong!” Seru Azam sambil sedikit berteriak dan melihat gadis yang telah membuat dahinya merah.

Tiba-tiba gadis itu berseru kembali, yang membuat mood Azam kembali rusak. Setelah itu Azam meninggalkan Gadis itu dan tak mau memperpanjang masalah.

Penulis,
Nurjanna Kobandaha
Santri MA Alkhairaat Bintauna,
Peserta program literasi sekolah & bimbingan kepenulisan TBM Teras Inomasa.

Assalamualaikum Pak Dokter! (Bag. 1)

Ilustrasi Sinar matahari pagi mulai masuk melalui ventilasi udara, menampakkan seorang gadis yang tengah terlelap di dalam selimutnya. Jam dinding menunjukkan pukul 07.00, namun...
admin
2 min read

Cerpen | Upeksha

Ilustrasi dari penulis Rintik hujan mulai berjatuhan mengguyur kota istimewa ini. Suara gemercik air hujan yang teduh, senantiasa menemaniku dan membuatku mengingat kembali luka...
admin
3 min read

Cerpen | Langit Makin Mendung

boombastis.com Tulisan ini perna dimuat di “Majalah Sastra, Th. VI. No. 8, Edisi Agustus 1968 / Sumber: Dok. PDS H.B Jassin”. Lama-lama mereka bosan...
admin
15 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *