Menu

Mode Gelap
 

Review Buku · 6 Apr 2023 21:09 WITA ·

Animal Farm : Sebuah Novel Satire Politik


 Animal Farm : Sebuah Novel Satire Politik Perbesar

Animal Farm adalah novel klasik fenomenal yang ditulis Orwell, terbit pada tahun 1945 dan bersama karyanya Nineteen Eighty-four yang membuat namanya tenar keseluruh dunia. Animal Farm merupakan novel alegori politik ditulis Orwell sebagai satire atas totalitarianisme Uni Soviet pada masa perang dunia II. Novel yang bernuansa realis yang diejawantahkan melalui cerita binatang-binatang dalam peternakan. Pada saat membaca, kita akan ikut berimajinasi dan dapat merasakan sensasi dalam cerita yang disajikan.


Orwell sangat detail dalam penyajian cerita, pembaca seakan masuk langsung dalam cerita dan melihat perseteruan binatang – binatang yang berada di peternakan. Ceritanya dimulai pada malam hari ketika pemilik peternakan bernama Pak Jones dan istrinya tidur. Ada satu keributan yang terjadi di peternakan. Peternakan itu bernama Peternakan Manor. Rupanya ada seekor Binatang bernama Major –si babi tua bijaksana yang dipandang tinggi di peternakan—bermimpi. Mimpi itu menurutnya harus disampaikan ke seluruh Binatang yang berada di peternakan.


Seluruh binatang pun berkumpul di lumbung besar, si tua Major berpidato dengan gagah. Isi pidato dari Major sangat substansial, sangat membakar semangat binatang – binatang yang berada dalam peternakan. Ada beberapa poin yang ingin si tua Major sampaikan. Pertama Major membangun kesadaran bagi para binatang bahwa mereka dieksploitasi. Kerja lembur setiap hari dan dikuras seluruh tenaga sampai pada tingkat atom terakhir, lalu akhirnya disembelih. Hasil dari kerja keras mereka tidak sepeserpun yang mereka rasakan, hidup dalam kesengsaraan dan penuh perbudakan. Hasil produksi mereka dirampok oleh bangsa Manusia.


”Kamerad, Manusia adalah musuh kita yang sesungguhnya. Hapuskan Manusia dari adegan itu, akar sumber persoalan kelaparan dan kerja lembur dihapuskan selama–lamanya. Kemudian untuk keluar dari semua kesengsaraan ini maka singkirkan manusia, dan kita akan bebas dari tirani. Ketika disingkirkan, dengan waktu dekat saja kita akan kaya dan bebas. Untuk itu maka kita harus melakukan Pemberontakan!” ucap Manor – hal 5 – 10.


Setelah si tua Major meninggal, pesan substansial yang dia sampaikan tertanam dalam diri setiap binatang. Dalam peternakan ada tiga ekor babi yang lebih cerdas dari binatang lainnya yaitu Showball, Napoleon dan Squealer. Setelah si Major bijaksana mati merekalah yang mengorganisasikan binatang – binatang yang berada di peternakan dan mereka bertigalah tokoh yang mengelaborasi ajaran si tua Major, dapatlah satu paham yang diberi nama Binatangisme.


Pada akhirnya gelombang revolusi yang mereka persiapkan datang lebih awal. Bangsa Manusia dan binatang saling berseteru. Kemudian kemenangan pun diraih oleh para binatang. ditandai dengan perginya Pak Jones beserta istrinya dari rumah mereka yang berada di bagian peternakan. Hal ini tak disangka oleh para binatang, bahwa mereka akan menang dalam pemberontakan itu. Setelah pemberontakan, mereka mulai membersihkan dan mendesain peternakan. sehingga mendapatkan satu kesepakatan bahwa nama peternakan itu diganti namanya, dari yang sebelumnya “Peternakan Manor” diganti menjadi “Peternakan Binatang”. Dalam peternakan juga mereka memakai sistem egaliter. Tak ada namanya yang menguasai dan dikuasai, semua binatang setara.


Berjalannya waktu, dualisme kekuasaan pun terjadi setelah para binatang mendapatkan kemenangan. Napoleon dan Snowball selalu memiliki pandangan berbeda dalam membuat kebijakan. Beberapa rapat yang mereka buat perdebatan yang hebat selalu terjadi, Napoleon dan Snowball seakan masing–masing punya pandangan ideal untuk kemudian hari. Hingga suatu pertemuan mereka, Napoleon menyusun strategi yang licik untuk menyingkirkan Snowball. Dengan bantuan sembilan ekor anjing besar yang Napoleon pelihara sejak waktu kecil, dia dapat dengan mudah menyingkirkan Snowball. Karena lawan politiknya sudah dia singkirkan maka kekuasaan secara penuh Napoleon dapatkan. Dibantu oleh juru bicaranya yaitu Squealer.


Dalam kepemimpinan Napoleon, lama–kelamaan dia menjadi seorang penguasa yang diktator. Tidak ada lagi namanya egaliter. Kekuasaan dipergunakannya untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Hal–hal yang mereka perjuangkan dari awal seperti pesan si tua Major, akhirnya sirna. Model kepemimpinan Napoleon sama saja seperti Pak Jones. Kekuasaan menjadi tirani yang menindas rakyatnya sendiri. Napoleon Hidup selayaknya bangsa Manusia, penuh dengan manipulasi dan ekspoitasi.


Banyak nilai – nilai yang bisa kita ambil dalam buku ini. Sedari awal ketika membaca, kita dibawa dalam catatan – catatan revolusioner. Bagaimana melawan penindasan, ekploitasi dan tirani. Membentuk gerakan revolusi diperlukan pengorganisasian masa dengan baik. Civil society sangat diperlukan dalam menumbangkan kepemimpinan yang mapan. Gerakan itu terlihat dari Napoleon dan Snowball, mereka begitu mahir dalam mengorganisir masa, mengandalkan persatuan dan kolektivitas dalam hal gerakan.


Juga kita bisa melihat bagaimana kekuasaan itu bisa merubah seseorang. Hal ini terjadi kepada Napoleon yang dimabukan kekuasaan. Rela menyingkirkan teman seperjuangannya dengan cara keji dan mengambil kekuasaan secara paksa. Perjuangan Napoleon seakan diselimuti ambisinya yang sangat besar untuk memimpin. Mempergunakan kepemimpinan demi memperkenyang hasrat diri sendiri.


Andai saja binatang lain mempunyai kecerdasaan yang sama dengan para babi, pasti mereka akan berpikir kritis dan berkata “Revolusi kami, telah dikorupsi”.


Catatan – catatan kritis yang disajikan dalam buku ini semoga dapat membuka wawasan teman – teman. Untuk bacaan lebih jelasnya silahkan beli di toko buku terdekat di wilayah kalian, Animal Farm – George Orwell.


 

Reviewer :

Jelantik Hinur

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Review Buku | Jejak Langkah: Pengorganisasian dan Perlawanan

12 November 2021 - 09:50 WITA

Anak Semua Bangsa, dan Upaya Mengenal Rakyat dari Dekat

1 Januari 2021 - 12:10 WITA

Sekelumit Tentang Bumi Manusia Om Pram

28 Desember 2020 - 11:51 WITA

Trending di Review Buku