Dalam hening malam yang menghanyutkan, aku di samudera kesendirian, hingga terperangkap di pusaran hati yang sepi menenggelamkan ku ke dalam dasar kesedihan.
Aku tak akan bisa menggambarkan bagaimana dan sudah berapa lama kepedihan mengambil alih duniaku.
Direndahkan, disepelekan, dan dipandang sebelah mata, menjadi konsumsi setiap hari. Hingga aku tak bisa merasakan bagaimana sakitnya lagi.
Kepada pena aku bercerita, bahwa aku yang dari kecil sudah dilahirkan dengan keluarga berantakan, hidup yang dipenuhi hinaan, dan cacian selalu mencengkram, tubuhku yang mungil seharusnya hidup di dunia kanak-kanak, harus lenyapkan demi menanggung takdir keluarga yang telah ditetapkan Tuhan, yaitu perpisahan.
Aku yang hampir mencapai gila, dengan semua drama yang terjadi, berusaha bangkit walau kaki tak mampu lagi berdiri, demi terlihat bahagia, dan baik-baik saja, di tusuk berulangkali tanpa ada aba-aba oleh cerita yang merusak batin dan isi kepala. Aku yang yang berusaha kuat ingin melawan takdir yang ada, yang kenyataannya akulah yang kalah.
Bolmut, 21 Maret 2024.
________________________
Tentang Penulis :
Husin Dunggio, lahir di Gorontalo, 04 Desember 1995, kebiasaan atau hobinya menulis, hingga menjadi salah satu peserta di komunitas Pena Kreatif yang di laksanakan di Gorontalo.